Monday, September 15, 2025
TindakPundi.id
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture
No Result
View All Result
TindakPundi.id
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
TindakPundi.id
No Result
View All Result
Home Pundi Place

Pasar Sawahan Desa Kalongan: Wisata Kuliner Tradisional dengan Konsep Tradisional

TindakPundi by TindakPundi
May 27, 2025
in Pundi Place
0
0
Pasar Sawahan Desa Kalongan: Wisata Kuliner Tradisional dengan Konsep Tradisional

Wisata Kuliner Pasar Sawahan Desa Kalongan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah: Pasar Tradisional yang Masih Eksis di Tengah Maraknya Kuliner Modern (Sumber foto: Berliana Sekar)

Pasar Sawahan Desa Kalongan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah menjadi salah satu wisata kuliner tradisional dengan konsep tradisional yang masih eksis di tengah maraknya kuliner modern saat ini. Pasar Sawahan menyuguhkan beragam kuliner tradisional yang disajikan dengan alat-alat tradisional, seperti pecel, soto batok, dan masih banyak lagi. Lantas, apa saja keunikan yang ada di Pasar Sawahan?

Asal Usul Pasar Sawahan

Pasar Sawahan pertama kali dicetuskan oleh Kepala Desa (Kades) Kalongan, Yarmuji pada tahun 2019. Kala itu, Yarmuji berkeinginan agar Desa Kalongan menjadi desa wisata yang dapat mengangkat nama desa sekaligus membantu perekonomian masyarakat. Namun sebuah desa yang ingin menjadi desa wisata wajib memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Setelah terbentuk Pokdarwis, kemudian Pak Yarmuji memberi tugas Pokdarwis agar membuat satu saja destinasi yang bisa mengangkat nama Desa Kalongan, kemudian sedikit membantu perekonomian masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk membuat Pasar Sawahan ini,” ungkap Ketua Pokdarwis Desa Kalongan Tahun 2024, Mukhtar Efendi saat diwawancarai pada Minggu (04/05).

Pasar sawahan berlokasi tepat di area persawahan. Berbeda dengan wisata yang ada di perkotaan, Pasar Sawahan menawarkan suasana khas pedesaan yang santai dan sederhana kepada pengunjung.

“Karena pedesaan, suasananya slow living gitu. Nggak seperti di kota yang penat dan suntuk. Di sini kita bisa lihat sawah, dengerin suara air, kan nggak bisa ditemui di kota,” jelas pengunjung Pasar Sawahan, Aurillia Silmi saat diwawancarai pada Minggu (04/05).

Beberapa Keunikan Pasar Sawahan, Mulai dari Kuliner Tradisional hingga Penggunaan Alat Tukar Transaksi Bernama “Uli”

Efendi menjelaskan bahwa Pasar Sawahan dibentuk dengan konsep tradisional yang selalu mengutamakan kuliner tradisional. Penjual di Pasar Sawahan juga turut mempertahankan resep otentik dari kuliner tradisional tersebut dengan cara memberikan kualitas yang terbaik untuk pengunjung.

“Kami ambil untungnya benar-benar sedikit supaya kami juga menjualnya tidak mahal. Supaya pengunjung datang lagi ke sini, dan tidak mengecewakan,” tutur penjual di Pasar Sawahan, Dian saat diwawancarai pada Minggu (04/05).

Sebagai wisata kuliner tradisional, Pasar Sawahan tetap menggunakan konsep tradisional dengan mengikuti kalender/pasaran Jawa yang terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Sedangkan Pasar Sawahan hanya akan buka di Minggu Legi, dan Minggu Pahing.

“Kita menyesuaikan konsep yang kembali ke zaman dahulu. Kalau zaman dahulu, kan pasar itu nggak setiap hari, tapi pakai pasaran,” tegas Efendi.

Konsep tradisional barter (sistem pertukaran barang atau jasa, tanpa menggunakan uang sebagai alat pembayaran) juga turut diterapkan di Pasar Sawahan. Alat tukar transaksi yang digunakan di Pasar Sawahan bernama “uli”, artinya “setangkai padi”.

“Kalau zaman dahulu itu kan pakainya barter ya. Ini karena zaman sekarang kalau barter barang dengan barang kan susah, terus kita membuat “uli” itu untuk barternya. Jadi tidak pakai uang rupiah, tapi uang “uli”. Dinamakan uang “uli” karena itu artinya “setangkai padi”. Jadi kita sesuaikan semua dengan Pasar Sawahan,” tegas Efendi.

Pasar Sawahan Semakin Terlihat dan Kuliner Tradisional Semakin Dilestarikan

Harapan terus diungkapkan oleh Efendi untuk Pasar Sawahan kedepannya, mulai dari dukungan pemerintah desa hingga pemerintah kabupaten melalui Dinas Pariwisata. Efendi berharap agar pemerintah desa dan pemerintah kabupaten dapat mendukung secara penuh keberadaan Pasar Sawahan.

“Kita berharap kita tetap eksis dan semakin maju, walaupun kita ini nggak dapat dukungan dari pemerintah desa ya. Kita memang kerjasama dengan pemerintah desa, tanah ini tanah milik pemerintah desa. Kita berharap dari pemerintah itu ada dukungan sepenuhnya, jadi apa yang belum kita punya dan kita masih kekurangan, bisa didukung dari pemerintah. Mungkin tidak harus pemerintah desa ya, pemerintah kabupaten bisa lewat dinas pariwisatanya,” ujar Efendi.

Selain itu, Dian juga turut mengungkapkan harapannya untuk Pasar Sawahan kedepannya. Dian mengungkapkan agar Pasar Sawahan semakin banyak dikenal banyak orang, tak hanya di Desa Kalongan dan desa sekitar, tetapi juga di luar kota.

“Pasar Sawahan makin dikenal banyak orang, tidak cuma di sini tapi juga di luar kota, banyak pelanggan dan juga banyak pengunjung supaya rame gitu,” ungkap Dian.

Harapan untuk Pasar Sawahan kedepannya juga disebutkan oleh Aurillia agar Pasar Sawahan semakin ramai, dan semakin dikenal oleh banyak orang serta banyak orang yang terus melestarikan kuliner tradisional.

“Pasar Sawahan makin ramai, biar banyak yang tahu gitu. Karena menurut aku, jarang ada yang tahu pasar ini. Dan dengan lebih dikenalnya pasar ini, otomatis yang datang kesini tuh jadi ngerasain makanan lokalnya warga sini. Dan dengan mereka merasakan masakan warga lokal sini, mereka lebih aware sama makanan lokal yang ada di sini ataupun di Indonesia. Nah dengan adanya Pasar Sawahan ini bisa membangkitkan kembali rasa cinta terhadap makanan lokal. Ya, harapannya biar bisa lebih naik ke permukaan aja Pasar Sawahan beserta isi-isinya,” pungkas Aurillia. (Berliana Sekar)

Credits : TindakPundi.id / Berliana Sekar

ShareTweetSend
TindakPundi

TindakPundi

Next Post
Cerita Visual Masjid Agung Jawa Tengah

Cerita Visual Masjid Agung Jawa Tengah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

July 31, 2025
“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

May 19, 2025
Lebih Dari Potret Estetik, Book Boss sebagai Jembatan antara Pembaca Baru dan Buku Lawas

Lebih Dari Potret Estetik, Book Boss sebagai Jembatan antara Pembaca Baru dan Buku Lawas

May 19, 2025
Kesenian Gambang Semarang : Musik Tradisional yang Memikat

Kesenian Gambang Semarang : Musik Tradisional yang Memikat

June 2, 2025
“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

1
Waduk Undip, Pelarian Tenang di Tengah Kesibukan

Waduk Undip, Pelarian Tenang di Tengah Kesibukan

0
Pasar Gang Baru Resmi jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Semarang

Pasar Gang Baru Resmi jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Semarang

0
Sekilas Tentang Kedai Rumah Makan Cipto Roso Jepara

Sekilas Tentang Kedai Rumah Makan Cipto Roso Jepara

0
Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP Bangun Taman Edukatif dan Digitalisasi Ketahanan Pangan di RW 01 Mangunsari

Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP Bangun Taman Edukatif dan Digitalisasi Ketahanan Pangan di RW 01 Mangunsari

August 9, 2025
Pendampingan Proses Verifikasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di RW 01 Kelurahan Mangunsari Bersama Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP

Pendampingan Proses Verifikasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di RW 01 Kelurahan Mangunsari Bersama Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP

August 9, 2025
Gugah Semangat Branding Lokal, Mahasiswa KKN-T 103 Undip Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Logo kepada Pelaku UMKM Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang

Gugah Semangat Branding Lokal, Mahasiswa KKN-T 103 Undip Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Logo kepada Pelaku UMKM Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang

August 9, 2025
Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

July 31, 2025
TindakPundi.id

© 2025 TindakPundi.id

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture

© 2025 TindakPundi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?