Monday, September 15, 2025
TindakPundi.id
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture
No Result
View All Result
TindakPundi.id
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture
No Result
View All Result
Plugin Install : Cart Icon need WooCommerce plugin to be installed.
TindakPundi.id
No Result
View All Result
Home Pundi Culture

Mengenal Ragam Batik Khas Kudus: Warisan Budaya yang Bernilai

TindakPundi by TindakPundi
June 7, 2025
in Pundi Culture
0
0
Mengenal Ragam Batik Khas Kudus: Warisan Budaya yang Bernilai

Dian sebagai Pekerja di Omah Batik Ku sedang Mencanting Batik Sekar Jagad (Sumber foto: Sabrina Putri Ramadhani) 


KUDUS, JAWA TENGAH –
Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang keberadaannya kian dikenal bahkan hingga ke luar negeri. Batik di Indonesia berasal dari berbagai daerah, salah satunya adalah batik khas Kudus. Batik di Kudus muncul sejak zaman Sunan Kudus yaitu pada abad ke 16, pada tahun 1935 batik Kudus sudah ada, namun mengalami perkembangan di tahun 1970-an. Dahulu batik diproduksi oleh masyarakat pribumi dan masyarakat Tionghoa, sehingga tak heran jika saat itu dijumpai beberapa ragam batik yang seperti dibuat oleh masyarakat Tionghoa. 

Salah satu pengrajin batik khas Kudus dapat dijumpai di Omah Batik Ku yang berlokasi di Desa Langgar Dalem, Kota Kudus. Berbagai macam ragam batik dapat dijumpai di sini, mulai dari batik Sogan hingga batik Peranakan bisa kita jumpai di sini. Batik di sini diproduksi berdasarkan batik-batik yang telah dibuat oleh orang-orang terdahulu dengan mengandalkan perkembangan motif batik yang telah mengalami evolusi dari motif yang unik ke motif yang sederhana. Berikut beberapa motif batik yang paling populer di Omah Batik Ku.

Batik Sogan Lemah Teles atau tanah basah adalah salah satu motif batik yang paling populer di Kota Kudus. Dikatakan tanah basah karena warna dari batik tersebut berwarna coklat kehitaman seperti tanah yang basah karena terkena air. Batik ini dahulu dibuat sebelum kemunculan pewarna kimia. “Batik Sogan Lemah Teles merupakan salah satu batik yang memiliki sejarah paling lama” tutur penanggung jawab produksi Omah Batik Ku, Fadloli. Siapapun yang menggunakan batik Sogan Lemah Teles akan terlihat elegan dan berwibawa. 

Batik Babaran Kedungpaso berasal dari kata babaran yang artinya kelahiran atau mengacu pada nama tempat dimana batik itu dibuat. Sedangkan kedungpaso berasal dari kata dong (bendung atau bendungan air) dan paso adalah sejenis kuwali dari tanah liat yang difungsikan untuk memasak. Maka istilah kedungpaso berarti sebuah bendungan air berbentuk paso. Batik Babaran Kedungpaso muncul pada tahun 1950-an dengan nuansa warna-warni yang menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatannya. “Batik yang paling banyak dicari pengunjung untuk saat ini itu batik Babaran Kedungpaso” lanjut Fadloli. 

Batik Gendoro-Gendiri berasal dari bahasa Sansekerta yakni mandala dan giri, mandala artinya lingkaran kehidupan. Sedangkan giri artinya adalah gunung. Maka istilah gendoro-gendiri memiliki arti lingkaran kehidupan manusia yang makmur seperti gunung. Batik dengan motif gendoro-gendiri diperuntukkan untuk sepasang pengantin yang nantinya akan digunakan saat akad nikah. Batik Gendoro-Gendiri berwarna merah memiliki makna kehidupan untuk melanjutkan generasi. 

Batik Kapal Kandas tak hanya dimiliki oleh daerah Kudus saja, terdapat banyak versi dari motif batik Kapal Kandas seperti di Pekalongan. Uniknya, batik Kapal Kandas khas Kudus ini diangkat dari sebuah cerita ketika ribuan tahun lalu, kapal Sam Po Kong yang melewati pesisir Muria kandas karena rusak, rusaknya kapal membuat para penumpang yang berasal dari negara tirai bambu akhirnya bermukim di lereng Muria. Akhirnya cerita tersebut diabadikan dalam motif batik Kapal Kandas. 

Batik Pulau Darat mengisahkan tentang pulau Muria yang diilustrasikan dalam motif batik berwarna coklat tua. Selain itu motif batik Pulau Darat juga dihiasi dengan bunga, kupu-kupu, dan burung merak. 

Batik-batik di atas dibuat dengan manual atau biasa disebut batik tulis, pembuatan batik tulis menggunakan canting dan malam untuk membantu menerakan pola di atas kain. “Batik di Omah Batik Ku itu masih sangat otentik karena dibuat dengan teknik tulis” tutur pengrajin batik Omah Batik Ku, Dian. Tak heran jika batik yang diproduksi oleh Omah Batik Ku dikenal oleh warga lokal bahkan hingga wisatawan mancanegara. 

Credits : TindakPundi.id / Sabrina Putri Ramadhani

ShareTweetSend
TindakPundi

TindakPundi

Next Post
Kirab Budaya Poo Seng Tay Tee: Semarak Perayaan Sambut sang Dewa Obat

Kirab Budaya Poo Seng Tay Tee: Semarak Perayaan Sambut sang Dewa Obat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

July 31, 2025
“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

May 19, 2025
Lebih Dari Potret Estetik, Book Boss sebagai Jembatan antara Pembaca Baru dan Buku Lawas

Lebih Dari Potret Estetik, Book Boss sebagai Jembatan antara Pembaca Baru dan Buku Lawas

May 19, 2025
Kesenian Gambang Semarang : Musik Tradisional yang Memikat

Kesenian Gambang Semarang : Musik Tradisional yang Memikat

June 2, 2025
“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

“Batik Pekalongan: Tradisi yang Tetap Menjadi Mata Pencaharian”

1
Waduk Undip, Pelarian Tenang di Tengah Kesibukan

Waduk Undip, Pelarian Tenang di Tengah Kesibukan

0
Pasar Gang Baru Resmi jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Semarang

Pasar Gang Baru Resmi jadi Destinasi Wisata Baru di Kota Semarang

0
Sekilas Tentang Kedai Rumah Makan Cipto Roso Jepara

Sekilas Tentang Kedai Rumah Makan Cipto Roso Jepara

0
Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP Bangun Taman Edukatif dan Digitalisasi Ketahanan Pangan di RW 01 Mangunsari

Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP Bangun Taman Edukatif dan Digitalisasi Ketahanan Pangan di RW 01 Mangunsari

August 9, 2025
Pendampingan Proses Verifikasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di RW 01 Kelurahan Mangunsari Bersama Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP

Pendampingan Proses Verifikasi Program Kampung Iklim (ProKlim) di RW 01 Kelurahan Mangunsari Bersama Mahasiswa Tim 3 KKN-T 145 UNDIP

August 9, 2025
Gugah Semangat Branding Lokal, Mahasiswa KKN-T 103 Undip Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Logo kepada Pelaku UMKM Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang

Gugah Semangat Branding Lokal, Mahasiswa KKN-T 103 Undip Gelar Sosialisasi dan Pelatihan Logo kepada Pelaku UMKM Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang

August 9, 2025
Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

Mahasiswa KKN-T 47 Universitas Diponegoro Suarakan Aspirasi Masyarakat Desa Genikan melalui Naskah Akademik di Hadapan Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang

July 31, 2025
TindakPundi.id

© 2025 TindakPundi.id

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Pundi Place
  • Pundi Food
  • Pundi Culture

© 2025 TindakPundi.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?