Terletak di lereng Gunung Pati, Semarang, Omah Pang hadir sebagai destinasi wisata edukatif yang mengusung kearifan lokal dan nuansa alam. Didirikan pada tahun 2019 oleh komunitas pecinta lingkungan dan relawan Pokdarwis Kandang Gunung, tempat ini menawarkan pengalaman berbeda dari wisata pada umumnya. Berangkat dari keprihatinan terhadap kerusakan alam akibat pesatnya pembangunan, Omah Pang dibangun dari ranting kayu jati material yang awet, estetik, dan ramah lingkungan.
Nama “Omah Pang” merujuk pada konsep rumah Jawa kuno yang dibangun oleh nenek moyang secara sederhana dari bahan alam. Tidak hanya sebagai simbol tradisi, Omah Pang juga menjadi monumen kepedulian terhadap lingkungan yang terus mengalami degradasi. Kawasan ini dikelilingi oleh alam yang masih asri, meski kini mulai berdampingan dengan pembangunan kampus, pondok pesantren, dan institusi pendidikan.
Salah satu daya tarik utama adalah paket wisata edukasi “One Day Tour” yang memadukan unsur budaya, alam, dan keterampilan tradisional. Pengunjung bisa belajar menabuh gamelan, bermain dolanan bocah tempo dulu, mengenal pertanian dan peternakan tradisional, membuat olahan singkong seperti lepon dan cetot, serta merangkai kerajinan dari biji jenetri (Rudraksa). Tak ketinggalan sajian khas desa seperti wedang roja dan camilan lokal menambah keunikan pengalaman wisata.
Pengelolaan Omah Pang dilakukan secara sukarela oleh para relawan Pokdarwis Kandang Gunung, dipimpin oleh Pak Warsono. Bersama Mas Agus, Mbak Yuni, Mbak Adel, dan relawan lainnya, mereka merawat dan mengelola tempat ini tanpa gaji. Semua dilakukan atas dasar cinta terhadap lingkungan dan komitmen melestarikan budaya lokal.
Meski dibangun dengan bahan organik yang rentan rusak, keberlanjutan Omah Pang dijaga melalui perawatan rutin, regenerasi pohon, dan kepedulian komunitas. Gamelan, kayu jati, dan fasilitas lainnya terus dirawat agar tetap layak digunakan. Dukungan masyarakat dan pengunjung menjadi kunci agar tempat ini terus hidup dan berkembang.
Lebih dari sekadar tempat wisata, Omah Pang menjadi sarana edukasi, pemberdayaan ekonomi lokal, dan pelestarian warisan budaya. Harapannya, Omah Pang bisa dikenal lebih luas, menjadi kebanggaan warga Nongkosawit, dan membawa manfaat nyata bagi lingkungan serta masyarakat sekitar.
Credits : TindakPundi.id / Jesicca