Potret para finalis Denok Kenang Kota Semarang 2025 yang sedang menari pada pembukaan Grand Final Pemilihan Denok Kenang Semarang di Taman Budaya Raden Saleh Kota Semarang Sabtu (24/5).
(Sumber foto: Manuella Arianne Rafael Sirait)
Denok Kenang Semarang memiliki peran besar dalam inovasi pariwisata Kota Semarang. Acara ini menjadi ruang pertemuan antara nilai-nilai tradisi Semarang dengan semangat generasi muda. Setiap finalis mendapat berbagai pengalaman baru seputar kebudayaan dan pariwisata Semarang. Berbagai nilai-nilai Jawa Tengah diajarkan dalam bentuk yang relevan dengan perkembangan media sehingga dapat diaplikasikan di zaman sekarang.
Para finalis Denok Kenang Kota Semarang melewati banyak proses pembelajaran selama masa karantina. Berbagai materi yang diajarkan diantaranya public speaking, teamwork, keberanian dan kepercayaan diri, kebudayaan dan pariwisata Semarang, strategi bermedia sosial, dan masih banyak lagi.
Salah satu finalis Denok Kenang Semarang, Holy Patricia, menjelaskan bahwa ikut ambil bagian sebagai finalis Denok Kenang Semarang 2025 mengajarkan ia banyak hal baru tentang kebudayaan Semarang. Sebagai finalis, Ia berkesempatan untuk belajar banyak terkait pendekatan kreatif dan interaktif dalam memperkenalkan budaya Semarang pada khalayak luas. Selain itu, acara ini juga dapat mengajarkan Ia dan para finalis untuk mengajak generasi muda mengenal budaya semarang secara lebih dekat dan menyenangkan.

Potret Holy Patricia, salah seorang finalis Grand Final Denok Kenang Kota Semarang 2025
(Sumber foto: Manuella Arianne Rafael Sirait)
“Setelah terlibat langsung, aku merasakan bahwa aku bangga menjadi generasi muda yang cinta dan kenal budaya dan pariwisata di kota Semarang,” ucap Holy.
Ia menyampaikan bahwa Denok Kenang Semarang berupaya untuk mencetak Duta Wisata Kota Semarang yang cekatan, interaktif, dan enerjik. Dari sini, setiap finalis Denok Kenang Semarang diharapkan berpotensi besar untuk mempromosikan wisata Kota Semarang.
Sebagai Duta Pariwisata Kota Semarang, para finalis Denok Kenang Semarang diharapkan dapat menggunakan platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, YouTube, untuk menyebarkan nilai kebudayaan dan tradisi lokal kepada generasi muda. Inisiatif ini bertujuan melestarikan warisan budaya yang mulai dilupakan oleh banyak anak muda Semarang. Para finalis berkesempatan besar untuk belajar memanfaatkan media sosial masing-masing dan membangun personal branding. Berbagai strategi bermedia sosial dapat digunakan finalis Denok Kenang Semarang untuk mempromosikan pariwisata Semarang ke platform digital.
Debora Putri Maretha, salah seorang panitia penyelenggara sekaligus finalis Denok Kenang Semarang 2024, mengatakan bahwa ikut serta dalam penyelenggaraan acara ini merupakan wujud nyata kontribusi para finalis terhadap pelestarian pariwisata. Berawal dari campaign yang beredar di media sosial, Debora akhirnya tertarik untuk bergabung menjadi bagian dari Denok Kenang Semarang 2024.
“Kalau esensi yang didapat pasti banyak ya. Dari sebelum bergabung saya sudah diberi materi pariwisata, kebudayaan, tari-tarian, lagu-lagu tradisional. Lalu setelah grand final Denok Kenang 2024, kami dituntut untuk memberikan kontribusi dalam wujud nyata,” ucap Debora.
Grand Final Denok Kenang Semarang 2025 bukan hanya sekadar acara puncak dan selebrasi talenta para finalisnya. Namun, acara ini juga menjadi titik pertemuan antara generasi muda Kota Semarang dengan kebudayaan yang ada di Jawa Tengah, khususnya kota Semarang.
Denok Kenang Kota Semarang juga mengajak para generasi muda Semarang untuk turut serta menjaga dan menghidupkan kembali tradisi dan budaya di Semarang dengan cara yang relevan di zaman sekarang.
Credits : TindakPundi.id / Manuella Arianne Rafael Sirait