suasana sore di Merekah, para pengunjung tampak menikmati sajian sambil mengabadikan keindahan visual di setiap sudut kedai, Minggu (18/5). (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Semarang — Di tengah maraknya kedai kopi dengan konsep modern, Merekah hadir sebagai oase nostalgia yang memadukan ruang literasi dan gaya hidup kontemporer. Berdiri sejak Oktober 2023, kedai ini menjadi tempat favorit bagi masyarakat Semarang, khususnya kalangan muda, untuk bersantai, membaca buku, atau sekadar berbincang bersama teman.
Meskipun terletak di tengah lorong sempit kawasan Karangkidul, tepatnya di Jalan Stadion Timur No. 48–49, Semarang Tengah, kedai ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Berbalut interior yang terinspirasi dari gaya khas Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Thailand, Kedai Merekah dipenuhi dengan ornamen visual yang membangkitkan kenangan dan suasana hangat serta akrab.
Begitu melangkah masuk, pengunjung akan disambut oleh atmosfer retro dari koleksi barang-barang yang dipajang. Mulai dari buku-buku lama, kaset pita, kamera analog, radio lawas, hingga aneka poster berdesain jadul, semuanya menambah karakter istimewa yang sulit ditemukan di tempat lain. Koleksi tersebut tidak hanya memperkaya estetika ruang, tetapi juga membawa pengunjung untuk bernostalgia sekaligus mengenal kembali budaya masa lalu.

Sudut literasi di Kedai Merekah yang menampilkan koleksi buku, Minggu (18/5) (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tidak hanya dari sisi visual, kedai ini juga secara konsisten menggabungkan unsur literasi ke dalam ruangannya. Aldo, salah satu barista di kedai tersebut, menuturkan bahwa lokasi Kedai Merekah dulunya dikenal sebagai kawasan penjualan buku. Pemilihan lokasi di kawasan ruko bekas toko buku ini menjadi salah satu faktor utama dalam konsep transformasi kedai.
“Karena di sini dulunya ruko-ruko tempat buku. Merekah juga awalnya toko buku. Jadi, biar nggak menghilangkan ciri khas tempat ini, konsep coffee shop dan ruang buku digabungkan jadi satu,” ujar Aldo pada Minggu (18/5).
Kedai Merekah terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang usia. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua dapat menikmati suasana yang nyaman dan hangat di sini. Kesan yang ramah dan pelayanan yang bersahabat juga menjadi salah satu daya tarik utama kedai ini.
Hal tersebut dirasakan langsung oleh Juju, salah satu pengunjung yang telah beberapa kali datang ke Kedai Merekah. Ia mengaku sangat nyaman menikmati waktu di kedai ini, baik saat sendiri maupun bersama teman-temannya.
“Aku suka bangunannya, lihat dari Instagram dan TikTok. Aku suka bangunannya karena warnanya hijau-putih-merah, menurut aku perpaduannya pas dan nggak norak. Selain itu, aku baru pertama kali lihat di Semarang ada toko kecil yang bisa menghadirkan nuansa hangat kayak di sini,” ujar Juju pada Minggu (18/5).
Ia juga menyebutkan bahwa sudut meja dan kursi di dekat kasir menjadi tempat favoritnya. Kehadiran radio serta vas bunga di sana, menurutnya, menghadirkan sentuhan lawas yang membedakan kedai ini dari tempat lain.
“Di sini pernah ada radio, ada vas bunga, aku suka. Menurut aku feel nostalgic gitu loh, Kak. Waktu itu aku juga pernah datang sendirian ke sini bawa buku dan posisi aku naruh buku itu dijadikan konten sama Merekahnya ini. Jadi aku suka aja di sini,” tutur Juju.
Dengan mempertahankan karakter ruang yang kuat dan suasana yang membumi, Kedai Merekah membuktikan bahwa sebuah kedai kopi bisa lebih dari sekadar tempat untuk menikmati minuman dan camilan. Kedai ini mampu menjadi ruang pertemuan, bertukar cerita, sekaligus menciptakan pengalaman berkesan yang memberikan makna tersendiri bagi setiap pengunjung.
Ke depan, pihak pengelola berkomitmen untuk terus menjaga keaslian dan kenyamanan tempat ini dengan melakukan perbaikan-perbaikan kecil tanpa menghilangkan ciri khasnya. Dengan demikian, Kedai Merekah diharapkan dapat terus menjadi bagian dari perjalanan budaya dan sosial masyarakat Semarang.
Credits : TindakPundi.id / Alya Ruhadatul Nabilah Aisy